Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan perencanaan pajak atas pembiayaan aset tetap pada PT. Novell Pharmaceutical Laboratories. Bagaimana langkah kebijakan yang diterapkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan alternatif pembiayaan manakah yang lebih menguntungkan dari segi penghematan pajak & penghematan tunai antara alternatif pembiayaan aset tetap secara pembelian tunai, pembiayaan dengan dana pinjaman bank (kredit), atau sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease). Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif penelitian tindakan yang betujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Data-data yang digunakan dalam penelitian adalah data-data sekunder. Sumber data dibagi menjadi dua golongan, yaitu data yang bersumber dari dalam perusahaan (data internal) dan data yang bersumber dari luar perusahaan (data eksternal). Untuk teknik pengambilan data dilakukan melalui studi kepustakaan, observasi ke lapangan untuk melakukan wawancara langsung dengan pihak yang terlibat, baik pihak dalam maupun pihak luar perusahaan, dan melakukan pendokumentasian. Melalui penelitian ini diperoleh 3 (tiga) kesimpulan. Pertama, pada PT. Novell Pharmaceutical Laboratories, untuk pelaksanaan pembiayaan aset tetap perusahaan hanya mempunyai 2 (dua) pilihan alternatif pembiayaan yaitu pebiayaan secara pembelian tunai ataupun pembiayaan dengan dana pinjaman (kredit), sedangkan untuk alternatif pembiayaan secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) belum diterapkan oleh manajemen perusahaan. Kedua, antara ketiga alternatif pembiayaan dengan dana pinjaman bank (kredit) dan sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease), yang memberikan penghematan pajak terbesar adalah alternatif pembiayaan secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease). Ketiga, pembiayaan aset tetap dengan pinjaman bank (kredit) memiliki penghematan tunai yang paling besar jika dibandingkan dengan pembiayaan aset tetap lainnya. Hal ini menggambarkan bahwa pembiayaan aset tetap dengan pinjaman bank (kredit) memiliki arus kas yang lebih baik jika dibandingkan dengan pembiayaan aset tetap melalui pembelian tunai maupun melalui sewa guna usaha dengan hak opsi.