Opini going concern yang diterima oleh sebuah perusahaan dari auditor independen menunjukkan adanya kondisi dan peristiwa yang menimbulkan keraguan auditor akan kelangsungan hidup perusahaan. Opini audit going concern dapat digunakan sebagai peringatan awal bagi para pengguna laporan keuangan guna menghindari kesalahan dalam pembuatan keputusan. Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada opini audit going concern telah dilakukan. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk meneliti pengaruh tingkat pengungkapan informasi (disclosure level), keterkaitan auditor dengan perusahaan (audit tenure) dan jangka waktu audit (audit lag) terhadap perolehan opini going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2012. Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (Logistic Regression Analysis), dimana analisis statistik ini hanya menggunakan asumsi multikolinearitas karena variabel dependen yang terdapat dalam penelitian ini yaitu opini audit going concern meurapakn variabel dummy, sehingga asumsi normalitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi tidak diperlukan untuk diuji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan informasi (disclosure level) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan opini going concern perusahaan manufaktur untuk periode 2008-2012 tetapi pengaruh tersebut tidak secara signifikan. Sedangkan lama atau tidaknya keterikatan auditor dengan perusahaan sebenernya bukan mempengaruhi hasil audit tetapi mempengaruhi independensi seorang auditor itu sendiri. Sesuai hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu dari ketiga variabel bebas dalam penelitian ini, yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap perolehan opini going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012, hanya satu variabel yaitu variabel jangka waktu kredit (audit lag).